BANDUNG - Sesuai arahan Kakanwil Kemenkum Jabar, Asep Sutandar, melalui Kadivyankum Jabar, Hemawati BR Pandia, terkait pemenuhan tugas dan fungsi di Bidang Kekayaan Intelektual, hari ini, Jum'at, 04 Juni 2025, Jajaran Bidang Pelayanan KI Kemenkum Jabae mengikuti kegiatan Webinar “Strategi Pemanfaatan Merek Kolektif untuk Penguatan Produk Unggulan Daerah” secara daring.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum RI sebagai bagian dari program OKE KI (Obrolan Kreatif dan Edukatif Kekayaan Intelektual), yang disiarkan secara langsung melalui Zoom dan kanal YouTube resmi DJKI. Webinar ini bertujuan untuk memperluas pemahaman dan mendorong strategi pemanfaatan merek kolektif guna memperkuat daya saing produk-produk unggulan daerah.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Razilu, yang dalam sambutannya menekankan bahwa Indonesia bukan hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga akan keberagaman budaya dan kreativitas komunitas lokal. Oleh karena itu, menurutnya, produk unggulan daerah perlu diberikan identitas hukum yang kuat melalui merek kolektif, agar mampu bersaing tanpa kehilangan jati dirinya.
“Merek kolektif bukan hanya instrumen hukum untuk perlindungan, tapi juga alat transformasi ekonomi yang memperkuat identitas komunitas dan membuka akses pasar nasional hingga global,” ujar Razilu.
Ia juga menegaskan komitmen DJKI dalam memberikan dukungan nyata melalui edukasi kekayaan intelektual, pendampingan pendaftaran, penyederhanaan prosedur, hingga kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas pelaku usaha.
“Kita memiliki ribuan produk unggulan daerah yang mencerminkan identitas kolektif masyarakat. Tantangan kita adalah bagaimana agar produk tersebut tidak hanya dikenal, tetapi juga memiliki daya saing tanpa kehilangan jati dirinya,” ujar Razilu.
Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para narasumber yang ahli di bidangnya, dengan dipandu oleh moderator Bakasia Helaudho. Sesi ini menjadi forum strategis yang mempertemukan perspektif dari pemerintah pusat, daerah, dan komunitas pelaku UMKM.
Narasumber yang hadir adalah Hermansyah Siregar, Direktur Merek dan Indikasi Geografis DJKI, dengan materi strategi pemanfaatan merek kolektif dalam mendorong produk unggulan agar semakin dikenal dan terlindungi. RR. Fitri Diah Wahyuni, Kepala Balai Pengelolaan KI Dinas Pariwisata DIY, dengan materi sinergi antara pemerintah daerah dan komunitas menjadi kunci dalam keberhasilan merek kolektif. Dan Dewi Tenty Septi Artiany, pemerhati koperasi dan UMKM serta inisiator merek kolektif LUPBA, dengan materi pentingnya produktivitas ramah lingkungan sebagai nilai tambah produk lokal.
Sebagai bagian dari implementasi di daerah, Kanwil Kemenkum Jawa Barat telah berhasil memfasilitasi permohonan dan persetujuan merek kolektif salah satunya merek kolektif “BINKA” untuk produk senapan angin, sebuah produk khas lokal yang kini memiliki perlindungan hukum resmi. Langkah ini menjadi bukti konkret bahwa kekayaan intelektual telah menjadi bagian integral dalam penguatan ekonomi berbasis komunitas.
Dengan adanya webinar ini, DJKI berharap akan semakin banyak komunitas dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia terdorong untuk mendaftarkan merek kolektif mereka, sehingga produk lokal tidak hanya dikenal tetapi juga terlindungi secara hukum dan memiliki nilai jual lebih tinggi di pasar global.
(red/foto: KI Jabar, editor: Toh)
